Alkisah pada suatu hari..
Ada seseorang pengemis yang melewati sebuah toko roti.

Pengemis tersebut lantas berhenti dan menengok ke seberang yakni toko roti yang tembus kaca...

“Ahh.. sedap sekali kiranya roti di toko itu..”
Karena bergeming demikian, pengemis tersebut mendekati toko itu dan tak sengaja mencium bau sedapnya roti yang sedang dimasak...

Lantas tak banyak uang yang dimikili, ia hanya bisa bergeming di depan toko dengan meneguk pelan dahaga panas saat itu,

“Andai aku memiliki beberapa dinar untuk membeli roti itu, mungkin aku tidak merasa dahaga dan kelaparan saat ini..” sahutnya merengek sambil mengelus perut kurusnya..

Pada saat itu, tak terasa dia sangat mendekat ke kaca toko roti tersebut, hingga sontak kemudian.. sang pemilik toko melihat..

“Siapa pria itu.?!”

Pemilik toko merasa geram, karena mengetahui baju compang-camping yang dikenakan pria yang berdiri di depan tokonya.

“Pasti dia pengemis, yang mengendus roti milikku..!!”

Alhasil karena begitu geram, pemilik toko roti itu keluar toko, dan menemui pengemis yang compang-camping ini, dengan nada keras..

“Hai Pengemis..!! mau apa kamu datang kemari..?” sahut pedagang roti geram.

“Maaf, hamba hanya ingin membau roti milik tuan..!! dan hamba tidak bermaksud apa-apa, demi Allah..” sahut pengemis

“Apa? Membau roti..!! kau kira ada yang gratis di zaman ini,..!!”

Cepat serahkan 2 dinar untuk bau yang kau endus dari tokoku..!!” sahut pedagang.

Karena pengemis tidak memiliki dinar sama sekali, beliau sontak melihat Abu Nu’as yang berjalan diseberang jalan, dan memanggilnya..

“Wahai Abu Nu’as..!! Bolehkah aku meminta izin agar kau menyelesaikan perkaraku..!!” sahut pengemis berharap

Akhirnya, abu Nu’as mendekat dan dengan santainya mengatakan.

“Hai Tuan Compang-Camping,..!! ada perkara apa ini engkau memanggilku..!

 “Aku dituduh memiliki hutang 2 dinar karena membau Roti milik si fulan ini, jikalau engkau orang yang bijak, tolong hakimilah kami dengan seadil-adilnya.”

Kata pengemis penuh harap

Saat itu Abu Nu’as dikenal oleh kalangan sebagai seseorang yang sangat bijak dan sekaligus kocak. Bagaimana tidak, khalifah Harun Ar-Rasyid saja hampir dikelabui oleh kelakuan yang aneh dan dekil Abu Nu’as.

Singkat cerita Abu Nu’as menjawab,

“Wahai pedagang roti, berapa utang pengemis ini ? pelit sekali engkau... sehingga bau rotimu saja engkau jual !! hitunglah semua hutang pengemis ini, akan aku bayar 5x lipatnya..”

“Roti milikku berjumlah 5 yang sedang aku masak, sedangkan harga per-roti 0,5 Dinar, jika engkau sanggup membayar maka bayarlah kepadaku 12,5 Dinar..!!” sahut pedagang roti

“Okelah, ini uang 15 dinar..!!” sontak Abu Nu’as

“Wah engkau sungguh bijak, bahkan memberi lebih..!!” mendiang pedagang kegirangan
.
“Eits...” sambil mernarik kembali uang yang dibawa Abu Nu’as

“Karena pengemis ini berhutang kepadamu, melalui indra pembau...

Maka yang cukup bijak adalah, aku juga harus membayar rotimu dengan bau uang dinar ku ini..!!”

Lalu pedagang merasa sedikit malu dan kebingungan mau menolak jawaban Abu Nu’as, yang bijak dan cerdik itu.

Mulai saat itu, pedagang roti marah dan salting entah kenapa..hehehe

Akhirnya, Pedagang itu mengikhlaskan dengan perasaan antara malu – gagap mau  menjawab jawaban dekil Abu Nu’as.

😊😊😊


Oleh : Rekan Siti Dwi Suryani

INFOKOM - J. Pers Media IPNU IPPNU Prambon